Sekolah Gratis Anak-Anak Miskin dari Seorang Pengusaha di India
By Admin
nusakini.com - Di Kota Ahmedabad India, seorang pengusaha terpanggil
untuk mengajar anak-anak di kawasan kumuh kota itu. Nama pengusaha itu Kamal
Parmar. Sekitar 15 tahun dedikasi itu telah dibuktikannya, membuka cakrawala
baca dan tulis anak-anak yang terabaikan di sana.
Sekitar 15
tahun lalu, kisah ini bermula. Parmar yang saat itu sedang berdiri di luar
sebuah bengkel besi miliknya dekat kawasan kumuh Bhudarpura, Ahmedabad. Sejumlah bocah
bergerombol berjalan sehabis pulang sekolah. Suara mereka riuh penuh semangat
membicarakan ujian yang baru saja mereka lalui.
Parmar kemudian menghentikan anak-anak itu dan mengajukan beberapa pertanyaan. Namun, ternyata anak-anak itu, bahkan yang paling tua sekalipun, sama sekali tak mampu membaca.
"Saya ambil kertas ujian mereka dan menanyakan beberapa hal. Namun tak ada yang bisa menjawab. Lalu saya minta mereka membaca, ternyata mereka tak bisa membaca," kenangnya.
Parmar benar-benar terkejut dengan kondisi itu, Parmar lalu bertanya kepada anak-anak itu bagaimana mereka bisa mengisi jawaban dalam soal ujian tersebut.
Ternyata
yang meraka ketahui hanya alphabet.Dalam situasi itulah Parmar kemudian
memutuskan untuk melakukan sesuatu untuk anak-anak ini. “Dari sanalah awal saya
mulai mendirikan sekolah saya”, ujar Palmar
Berawal dari peristiwa itu, Parmar kemudian menyusuri
setiap jengkal kawasan kumuh itu dan bertanya pada siswa sekolah yang
ditemuinya. Hasilnya memang sangat mengejutkannya, dari 400 orang ternyata
hanya 5 siswa yang bisa membaca dan menulis.
Akhirnya dia mengundang anak-anak
itu datang ke kediamannya setiap malam. Di sana Parmar membangun sebuah kelas
darurat dengan meja besi yang dibuat di bengkelnya.
Meski Parmar juga tak pernah menyelesaikan sekolah, pria ini bertekad
memberi semua yang dia tahu untuk anak-anak itu, mulai dari pengenalan huruf
hingga memperhatikan kebutuhan setiap anak.
Sekolah ini awalnya hanya memiliki 10 orang murid namun kemudian Parmar
berhasil menarik lebih banyak murid dengan cara yang sangat sederhana, yaitu
santap malam gratis di kediamannya.
"Saya ajari mereka dua jam setiap hari dan kemudian kami makan malam bersama," ujar Parmar.
"Saya
beri mereka bukan sekadar makan malam. Saya beri makanan bergizi dan lezat
serta tentu saja permen. Saya juga mengajak mereka piknik setahun sekali,"
paparnya.
Kini sekolah yang didirikan Parmar itu memiliki 155 murid dan banyak
anak yang menjadi muridnya selama 15 tahun terakhir kini sudah duduk di bangku
kuliah bahkan memiliki karier yang sukses.
"Salah seorang mantan siswi saya belum lama ini menjadi manajer
sebuah bank, lalu satu orang lagi menjadi ahli komputer, yang lain menjadi ahli
mesin, ada yang mau masuk sekolah kedokteran," ujar Parmar bangga.
"Bayangkan, mereka yang awalnya tak bisa membaca dan menulis kini
menjadi manajer bank, insinyur. Bagi saya ini sebuah kesuksesan," lanjut
dia.
Memang tak semua siswanya menuai sukses, beberapa dari mereka juga tak
bisa melanjutkan sekolah karena masalah biaya.
Namun, Parmar mengatakan, dirinya merasa berhasil mengajar anak-anak itu
dengan teknik yang inovatif.
"Pertama saya minta mereka membaca, lalu saya minta mereka membuat
pertanyaan dan membacakannya lalu mencari sendiri solusinya. Dalam enam bulan
mereka belajar semua mata pelajaran dengan cara ini," tambah dia.
Salah seorang murid Parmar, Ronak Solanki mengakui bahwa pria itu berjasa besar dalam hidupnya.
"Semua
teman SD saya tak ada yang melanjutkan sekolah saat ini. Mereka bahkan tak bisa
melampaui kelas 10. Dia memberi kami bantuan tak hanya mengajari kami tapi juga
memberi kami uang sekolah," kenang Ronak.
Aksi amal Parmar ini sangat didukung keluarganya yang justru bangga
dengan kegiatan ini dan dampak positifnya bagi anak-anak di kawasan itu.
Bahkan, saat Parmar mengungkapkan niat membuka sekolah untuk anak-anak
miskin ini, dua putranya langsung mengambil alih bisnis, sehingga Parmar bisa
meluangkan waktunya.
"Sejak kami anak-anak, kami sering melihat ayah melakukan kerja
sosial dan kami bangga kepada dia," kata Gautam, salah seorang putra
Parmar. (am)